Inspirasi bagi para wanita penduduk di Desa Huangluo di Gulin, China adalah layaknya seperti mencintai anaknya sendiri, wanita di desa ini sangat mencintai rambutnya dan merawatnya hingga menjadi sangat panjang sekali.

Desa ini dihuni 120 wanita yang semuanya rata-rata memiliki rambut dengan panjang 1,7 hingga 2,1 meter. Entah mengikuti ajaran siapa, bagi para wanita di desa ini rambut adalah hal yang terpenting dalam kehidupan mereka. Maka tak heran di Desa Huangluo ini masuk dalam Guinness World Records sebagai “Desa dengan Rambut Terpanjang di Dunia”.

Desa ini menjadi tempat bermukim etnis Yao Merah (Red Yao) yang memegang teguh adat dan kepercayaan yakni semakin panjang rambut maka akan semakin panjang pula umur, keberuntungan, kesejahteraan hidup mereka.

Di samping itu, Desa Huangluo terdiri dari 82 penduduk. Seperti banyak desa di China, penduduk desa ini tinggal di area dengan pemandangan alam yang indah dan memiliki banyak tradisi unik yang memikat para  wisatawan. Uniknya, di desa ini hanya boleh memotong rambutnya sekali saja pada umur 16 tahun. Setelah itu, rambut yang telah dipotong tidak boleh dibuang melainkan harus diberikan kepada orangtuanya untuk dijadikan penghias rambut.


Maka dari itu, setiap musim panas dan musim gugur tiba para wanita di desa ini berbondong-bondong pergi ke sungai terdekat guna mencuci rambut mereka. Konon, saat pada waktu mencuci saja rambut mereka boleh terlihat karena, biasanya rambut mereka dibalut kain biru dan hanya sang suami yang boleh melihat.

Jika ada orang asing yang secara tak sengaja melihat rambut panjang mereka, maka orang asing tersebut harus tinggal serumah dengan wanita tersebut selama tiga tahun.  Tapi jangan takut, mekanisme ini sudah tak berlaku lagi sejak 1987, dan hingga sekarang siapapun boleh bebas melihat rambut hitam indah nan panjang bak iklan shampoo.